Rabu, 07 September 2016

Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi


Pengaruh Luas Permukaan Terhadap
Laju Reaksi

II.  Tujuan Percobaan
           
Mengetahui pengaruh luas permukaan sentuh terhadap laju reaksi.


III. Dasar Teori
           
1. Laju reaksi adalah berkurangnya konsentrasi pereaksi tiap satuan waktu atau
    pertambahan konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu. Laju reaksi dilambangkan
    dengan huruf  V (V kapital) dengan satuan M/s(molaritas per sekon).
            Persamaan laju reaksi secara umum:  V= k[A]m[B]n

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi :
            a. Luas permukaan sentuhan dan keadaan pereaksi
            Pada reaksi heterogen (wujudnya berbeda) luas permukaan sentuhan mempengaruhi laju reaksi .Semakin kecil ukuran partikel zat padat maka total luas permukaan sentuhan zat padat tersebut semakin besar, sehingga peluang terjadi reaksi juga semakin besar sehingga reaksi berlangsung semakin cepat.

Semakin besar luas permukaannya, semakin cepat laju reaksinya dan sebaliknya
           
b. Konsentrasi zat-zat yang bereaksi
            Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka jumlah partikel zat pereaksi semakin besar peluangnya  untuk  terjadi reaksi, maka reaksi akan semakin cepat.
           
Semakin besar konsentrasi, semakin cepat laju reaksinya dan sebaliknya

c. Suhu
            Jika suhu dinaikan reaksi akan berlangsung lebih cepat, karena energi kinetik partikel pereaksi meningkat. Pada umumnya setiap kenaikan suhu sebesar   100 C laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat.

Semakin tinggi suhu, semakin cepat laju reaksinya dan sebaliknya
           
d. Katalis
            Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi zat tersebut tidak mengalami perubahan yang kekal artinya setelah reaksi berakhir zat tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorsi zat yang direaksikan.

                        Macam katalis bedasarkan pengaruhnya:
            -Katalis positif (katalisator) yang mempercepat reaksi.
            -Katalis negatif (inhibitor)yang memperlambat laju reaksi.

Cepat lambatnya laju reaksi dalam katalis tergantung dari zat yang ditambahkan


IV. Alat dan Bahan
           
Alat   :  1.Tabung reaksi
                         2.Gelas ukur
                         3.Bejana air
                         4.Pipa penghubung (BG pooter)
                         5.Karet penutup tabung berlubang
                         6.Alat pengukur waku
           

Bahan : 1.Pualam(CaCo3)  keping  0,5 gram
                         2. Pualam(CaCo3) butiran  0,5 gram
                         3. Pualam(CaCo3) serbuk  0,5 gram
                         4.Larutan HCl 3M.





V.  Cara Kerja
           
1.      Menimbang kepingan pualam, butiran pualam, dan serbuk pualam masing-masing 0,5 gram.
2.      Memasukan 10 mL larutan asam klorida 3 M ke dalam tabung reaksi lalu memasukan serbuk pualam, segera menutup tabung reaksi dengan sumbat karet yang dilengkapi pipa penghubung.
3.      Menampung gas yang terjadi kedalam gelas ukur berisi penuh air yang direndam terbalik dalam bejana air. Mencatat waktu yang diperlukan untuk memperoleh 15 mL gas.
4.      Mengulangi prosedur 2 dan 3 dengan menggunakan butiran-butiran pualam 0,5 gram dan kepingan pualam 0,5 gram.





VI. Data Pengamatan
           
No.
Bentuk Pualam
HCl
Waktu (detik)
1.
2.
3.
 Serbuk
Butiran
Kepingan
3M
3M
3M
12
164
430








VII. Analisis Data
           
Luas permukaan sentuhan dapat mempengaruhi laju reaksi, dapat dibuktikan dari data hasil percobaan ini. Pualam yang berbentuk serbuk membutuhkan waktu 12 detik, pualam berbentuk butiran membutuhkan waktu 164 detik, dan pualam berbentuk kepingan membutuhkan waktu 430 detik
            Kita ambil sampel, pualam berbentuk serbuk yang mempunyai luas permukaan sentuh terbesar (semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas permukaan sentuhnya) dan pualam berbentuk kepingan yang mempunyai luas permukaan sentuh terkecil (semakin besar ukuran partikel, semakin kecil luas permukaan sentuhnya).
Dari dua sampel tersebut diatas, pualam bebentuk serbuk memerlukan waktu
 lebih untuk bereaksi  dibandingkan dengan pualam berbentuk kepingan.



VIII. Kesimpulan

1.      Dapat dibuktikan bahwa, luas permukaan sentuh mempengaruhi laju reaksi.
2.      Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas permukaan sentuhnya dan sebaliknya.
3.      Semakin besar luas permukaan sentuhnya semakin cepat laju reaksinya dan sebaliknya.


IX. Daftar Pustaka

            Wikipedia Indonesia.”Google”
            MGMP KIMIA  KLATEN  kelas XI.2011
           


Selasa, 15 Maret 2016

Teori Asam Basa Menurut Para Ahli



                Teori asam basa banyak digunakan dalam mempelajari kimia seperti teori asam basa Arrhenies, teori asam basa Bronsted- Lowry, dan teori asam basa G.N Lewis.



1.       Teori Asam Basa Arrhenius
Pengertian asam dan basa yang modern mula-mula dikemukakan oleh Svante Arrhenius (1859-1927) pada tahun 1884. Menurutnya, asam adalah zat yang bila dilarutkan dengan air akan mengalami ionisasi (H+ atau H3O+) sebagai satu-satunya ion positif. Sementara itu, basa didefinisikan sebagai zat yang bias dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksida (OH-) sebagai satu-satunya ion negatif.



 


2.       Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923 Johannes Nicolaus Brounsted (1879 – 1947) dan Thomas Martin Lowry (1874 – 1936) secara terpisah mendefinisikan asam-basa sebagai berikut :
a.       Asam adalah senyawa yang memberikan proton (H+) sebagai proton donor.
b.      Basa adalah senyawa yang menerima proton (H+) sebagai proton akseptor.


3.       Teori Asam Basa Lewis
Pada tahun 1923, G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam-basa yaitu teori oktet, memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hsil percobaan.
a.       Asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron dari senyawa lain sehingga membentuk ikatan kovalen koordinat.
b.      Basa adalah senyawa yang dapat memberi pasangan electron.




Dari ketiga definisi asam basa diatas, definisi Arrhenius yang paling terbatas. Teori Lewis meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang dibahas adalah reaksi dilarutan dalam air, teori Bronsted – Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori Lewis yang paling tepat digunakan bila reaksi asam basa melibatkan senyawa tanpa proton.